makalah Eksplorasi Dampak Adaptasi Psikologi Dalam Bounding Attachment Pola Asuh Dan Keluarga
MAKALAH
Eksplorasi Dampak Adaptasi Psikologi Dalam Bounding Attachment Pola Asuh
Dan Keluarga
Disusun Oleh :
Yuliana
Nim 1903031
YAYASAN
PENDIDIKAN SUMATERA BARAT (YPSB)
SEKOLAH TINGGI
ILMU KESEHATAN SUMATERA BARAT
(STIKES
SUMBAR)LUBUK ALUNG
2021
KATA PENGANTAR
Puji
syukur saya penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Eksplorasi Dampak
Adaptasi Psikologi Dalam Bounding Attachment Pola Asuh Dan Keluarga. Penyusunan
makalah ini merupakan salah satu tugas
yang diberikan dalam tugas ( PSIKOLOGI) di STIKes Sumbar Lubuk Alung.
Dalam
Penyusunan makalah ini saya merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang saya miliki. Untuk itu
kritik dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan demi penyempurnaan
peyusunan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini saya
penyusun menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada
Dosen kami yang telah memberikan tugas saya, sehingga saya dapat menyelesaikan
tugas ini.
Ophir, 19 Januari 2021
Yuliana
DAFTAR ISI
Cover..............................................................................................................
Kata pengantar.............................................................................................
Daftar isi ........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang....................................................................................
B.Rumusan Masalah................................................................................
C.Tujuan..................................................................................................
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
1. Apa
pengertian Bounding Attechment.......................................
2. Tahap-tahap
Bounding Attechment............................................
3. Mempraktikkan
Bounding Attechment.......................................
4. Prinsip-prinsip dan
Upaya Meningkatkan Bounding Attachment....
5. Dampak positif yang
dapat diperoleh dari Bounding Attachment...
6. Hambatan
Bounding Attachment...............................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................
B. Saran ..............................................................................................
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Bulan
pertama kehidupan bayi merupakan masa transisi dan penyesuaian baik
untuk orang tua maupun bayi, oleh karena itu bidan harus dapat memfasilitasi
proses tersebut. Pada pertemuan kali ini akan dibahas mengenai proses bonding attachment
serta rencana asuhan yang akan diberikan pada bayi sampai usia 6
minggu.
Kelahiran adalah sebuah momen yang dapat
membentuk suatu ikatan antara ibu calon bayinya. Pada bayi dilahirkan adalah
saat yang sangat menakjubkan bagi seorang ibu ketika in dapat melihat, memegang
dan memberikan ASI pada bayinya untuk pertama kali. dan masa tenang setelah
melahirkan di saat ibu merasa rileks, memberikan peluang ideal untuk memulai
pembentukan ikatan batin.
Seorang bayi yang baru lahir mempunyai
kemampuan yang banyak misalnya bayi dapat mencium, merasa, mendengar dan
melihat. Kulit mereka sangat sensitive terhadap suhu dan sentuhan dan selama
satu jam pertama setelah melahirkan mereka sangat waspada dan siap untuk
mempelajari dunia baru mereka Jika tidak ada komplikasi yang serius setelah
bayi lahir dapat langsung diletakkan diatas perut ibu, kontak segera ini akan
sangat bermanfaat baik bagi ibu maupun bayinya karena kontak kulit dengan kulit
membantu bayi tetap hangat.
Ikatan antara ibu
dan bayinya telah terjadi sejak masa kehamilan dan pada saat persalinan ikatan
itu akan semakin kuat. Bidan sebagai tenaga kesehatan dapat memfasilitasi
perilaku ikatan awal ini dengan cara menyediakan sebuah lingkungan yang
mendukung sehingga kontak dan interaksi yang baik dari orang tua kepada anak
dapat terjadi.
1.2
Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian Bounding Attechment?
2. Tahap-tahap
Bounding Attechment?
3. Mempraktikkan
Bounding Attechment?
4. Prinsip-prinsip dan
Upaya Meningkatkan Bounding Attachment?
5. Dampak positif yang
dapat diperoleh dari Bounding Attachment?
6. Hambatan
Bounding Attachment?
1.3
Tujuan
Pembahasan
1.3.1
Tujuan
Umum
Tujuan
umumnya adalah agar ibu nifas atau menyusui mengerti dan bisa melakukan IMD
dengan cara yang benar sehingga bisa terwujudnya Bounding Attechment antara ibu
dan anak.
1.3.2
Tujuan
khusus
7. Apa
pengertian Bounding Attechment.
8. Tahap-tahap
Bounding Attechment.
9. Mempraktikkan
Bounding Attechment.
10. Prinsip-prinsip dan
Upaya Meningkatkan Bounding Attachment.
11. Dampak positif yang
dapat diperoleh dari Bounding Attachment.
12. Hambatan
Bounding Attachment.
1.4
Manfaat
Adapun manfaat
itu antara lain :
1. Ibu
nifas atau menyusui mengetahui cara atau tehnik untuk melakukan mewujudkan
Bounding Attechment.
2. Ibu
nifas atau menyusui mengerti akan manfaat Bounding Attecment.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bounding dan
Attachment
Bounding adalah proses pembentukan
sedangkan attachment (membangun ikatan) jadi bounding attachment adalah sebuah
peningkatan hubungan kasih sayang dengan keterikatan batin antara orangtua dan
bayi. Hal ini merupakan proses dimana sebagai hasil dari suatu interaksi
terus-menerus antara bayi dan orang tua yang bersifat saling mencintai
memberikan keduanya pemenuhan emosional dan saling membutuhkan.
Bonding attachment terjadi pada kola IV, dimana diadakan
kontak antara ibu-ayah-anak don berada dalam ikatan kasih.
Menurut Brazelton (1978), bonding merupakan
suatu ketertarikan mutual pertama antar individu, misalnya antara orang tua don
anak, saat pertama kali mereka bertemu. Attachment adalah suatu
perasaan menyayangi atau loyalitas yang mengikat individu dengan individu lain.
Sedangkan menurut Nelson & May (1996).
Attachment merupakan ikatan antara individu meliputi pencurahan perhatian serta
adanya hubungan emosi dan fisik yang akrab.
Menurut Klaus, Kenell (1992). Bonding
attachment bersifat unik, spesifik, dan bertahan lama. Mereka juga menambahkan
bahwa ikatan orang tua terhadap anaknya dapat terus berlanjut bahkan selamanya
walau dipisah oleh jarak dan waktu dan tanda-tanda keberadaan secara fisik
tidak terlihat.
Menurut Saxton adn
Pelikan, 1995 :
1. Bounding adalah
suatu langkah untuk mengungkapkan perasaan afeksi (kasih sayang) oleh ibu
kepada bayinya segera setelah lahir.
2. Attachment adalah
interaksi antara ibu dan bayi secara spesifik sepanjang waktu.
3. Maternal Neonatal
Health :
Bounding attachment
adalah kontak dini secara langsung antara ibu dan bayi setelah proses
persalinan, dimulai pada kala III sampai dengan post partum.
4. Prakondisi yang
mempengaruhi ikatan (Mercer, 1996), yaitu :
a. Kesehatan emosional
orang tua.
b. Sistem dukungan
sosial yang meliputi pasangan hidup, teman, dan keluarga.
c. Suatu tingkat
keterampilan dalam berkomunikasi dan dala memberi asuhan yang kompeten.
d. Kedekatan orang tua
dengan bayi.
e. Kecocokan orang
tua-bayi (termasuk keadaan, temperamen, dan jenis kelamin).
2.2
Tahap-tahap
bounding attachment Menurut Klaus, Kenell tahun : 1982, bagian penting dari
ikatan ialah perkenalan.
a. Perkenalan
(acquaintance), dengan melakukan kontak mata, menyentuh, berbicara, dan
mengeksplorasi segera setelah mengenal bayinya.
b. Bounding
(keterikatan)
c. Attachment,
perasaan kasih sayang yang mengikat individu dengan individu lain
2.3
Mempraktikkan
Bounding Attachment
Cara untuk melakukan bounding ada bermacam-macam
antara lain :
1.
Pemberian
ASI ekslusif
Dengan
dilakukannya pemberian ASI secara ekslusif segera setelah lahir, secara
langsung bayi akan mengalami kontak kulit dengan ibunya yang menjadikan ibu
merasa bangga dan diperlukan , rasa yang dibutuhkan oleh semua manusia.
2.
Rawat
gabung
Rawat gabung merupakan salah satu cara
yang dapat dilakukan agar antara ibu dan bayi terjalin proses lekat (early
infant mother bounding) akibat sentuhan badan antara ibu dan bayinya. Hal ini
sangat mempengaruhi perkembangan psikologis bayi selanjutnya, karena kehangatan
tubuh ibu merupakan stimulasi mental yang mutlak dibutuhkan oleh bayi. Bayi
yang merasa aman dan terlindung, merupakan dasar terbentuknya rasa percaya diri
dikemudian hari. Dengan memberikan ASI ekslusif, ibu merasakan kepuasan dapat
memenuhi kebutuhan nutrisi bayinya, dan tidak dapat digantikan oleh orang lain.
Keadaan ini juga memperlancar produksi ASI, karena refleks let-down bersifat
psikosomatis. Ibu akan merasa bangga karena dapat menyusui dan merawat bayinya
sendiri dan bila ayah bayi berkunjung akan terasa adanya suatu kesatuan
keluarga.
3.
Kontak
mata
Beberapa ibu berkata begitu bayinya bisa
memandang mereka, mereka merasa lebih dekat dengan bayinya. Orang tua dan bayi
akan menggunakan lebih banyak waktu untuk saling memandang. Seringkali dalam
posisi bertatapan. Bayi baru lahir dapat diletakkan lebih dekat untuk dapat
melihat pada orang tuanya.
4.
Suara
Mendengar dan merenspon suara antara
orang tua dan bayinya sangat penting. orang tua menunggu tangisan pertama bayi
mereka dengan tegang. Suara tersebut membuat mereka yakin bahwa bayinya dalam
keadaan sehat. Tangis tersebut membuat mereka melakukan tindakan menghibur.
Sewaktu orang tua berbicara dengan nada suara tinggi, bayi akan menjadi tenang
dan berpaling kearah mereka.
5.
Aroma
Setiap anak memiliki aroma yang unik dan
bayi belajar dengan cepat untuk mengenali aroma susu ibunya.
6.
Entrainment
Bayi mengembangkan irama akibat
kebiasaan. Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan
orang dewasa. Mereka menggoyangkan tangan, mengangkat kepala,
menendang-nendangkan kaki. Entrainment terjadi pada saat anak mulai bicara.
7.
Bioritme
Salah satu tugas bayi baru lahir adalah
membentuk ritme personal (bioritme). Orang tua dapat membantu proses ini dengan
memberi kasih sayang yang konsisten dan dengan memanfaatkan waktu saat bayi
mengembangkan perilaku yang responsif.
8.
Inisiasi
Dini
Setelah bayi lahir, dengan segera bayi
ditempatkan diatas ibu. Ia akan merangkak dan mencari puting susu ibunya.
Dengan demikian, bayi dapat melakukan reflek suckling dengan segera.
Berhasil atau
tidaknya proses bounding attachment ini sangat dipengaruhi oleh kondisi-kondisi
sebagai berikut :
1.
Kesehatan
emosional orang tua
Orang tua yang mengharapkan kehadiran si
anak dalam kehidupannya tentu akan memberikan respon emosi yang berbeda dengan
orang tua yang tidak menginginkan kelahiran bayi tersebut. Respon emosi yang
positif dapat membantu tercapainya proses bounding attachment ini.
2.
Tingkat
kemampuan, komunikasi dan ketrampilan untuk merawat anak
Dalam berkomunikasi dan ketrampilan
dalam merawat anak, orang tua satu dengan yang lain tentu tidak sama tergantung
pada kemampuan yang dimiliki masing-masing. Semakin cakap orang tua dalam
merawat bayinya maka akan semakin mudah pula bounding attachment terwujud.
3.
Dukungan
sosial seperti keluarga, teman dan pasangan
Dukungan dari keluarga, teman, terutama
pasangan merupakan faktor yang juga penting untuk diperhatikan karena dengan
adanya dukungan dari orang-orang terdekat akan memberikan suatu semangat /
dorongan positif yang kuat bagi ibu untuk memberikan kasih sayang yang penuh kepada
bayinya.
4.
Kedekatan
orang tua ke anak
Dengan metode rooming in kedekatan
antara orang tua dan anak dapat terjalin secara langsung dan menjadikan
cepatnya ikatan batin terwujud diantara keduanya.
5.
Kesesuaian
antara orang tua dan anak (keadaan anak, jenis kelamin)
Anak akan lebih mudah diterima oleh
anggota keluarga yang lain ketika keadaan anak sehat/normal dan jenis kelamin
sesuai dengan yang diharapkan.
Pada awal kehidupan, hubungan ibu
dan bayi lebih dekat dibanding dengan anggota keluarga yang lain karena setelah
melewati sembilan bulan bersama, dan melewati saat-saat kritis dalam proses
kelahiran membuat keduanya memiliki hubungan yang unik.
2.4
Prinsip-prinsip dan
Upaya Meningkatkan Bounding Attachment
1. Menit pertama jam
pertama.
2. Sentuhan orang tua
pertama kali.
3. Adanya ikatan yang
baik dan sistematis.
4. Terlibat proses
persalinan.
5. Persiapan PNC
sebelumnya.
6. Adaptasi.
7. Kontak sedini
mungkin sehingga dapat membantu dalam memberi kehangatan pada bayi, menurunkan
rasa sakit ibu, serta memberi rasa nyaman.
8. Fasilitas untuk
kontak lebih lama.
9. Penekanan pada
hal-hal positif.
10. Perawat maternitas
khusus (bidan).
11. Libatkan anggota
keluarga lainnya.
12. Infromasi bertahap
mengenai bounding attachment.
2.5 Dampak positif yang dapat diperoleh
dari bounding attachment :
1. Bayi merasa dicintai,
diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan sikap sosial.
2. Bayi merasa aman,
berani mengadakan eksplorasi.
2.6 Hambatan Bounding Attachment
1. Kurangnya support
system.
2. Ibu dengan resiko.
3. Bayi dengan resiko.
4. Kehadiran bayi yang
tidak diinginkan.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Bounding attachment merupakan proses
dimana sebagai hasil dari suatu interaksi terus-menerus antara bayi dan orang
tua yang bersifat saling mencintai memberikan keduanya pemenuhan emosional dan
saling membutuhkan.
ASI ekslusif merupakan makanan
terbaik bagi bayi. Namun karena informasi ASI yang kurang, tanpa kita sadari
sudah menggangu proses kehidupan manusia sebagai makhluk mamalia. Inisiasi
Menyusui Dini memang hanya 1 jam, tapi mempengaruhi seumur hidup si Bayi.
3.2
Saran
Diharapkan seluruh pembaca baik bidan maupun mahasiswi
kebidanan dapat mengerti dan dapat mempelajari serta menjalankan teori ini
dalam pelaksanaan tugasnya.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/8221521/Makalah_Bounding_Attachment
Comments
Post a Comment