MAKALAH “Deteksi Dini Gangguan Psikologi Pada Masa Nifas
MAKALAH “Deteksi Dini Gangguan Psikologi Pada Masa Nifas” Disusun Oleh Kelompok 1 1. Yuliana 2. ... 3. ..... YAYASAN PENDIDIKAN SUMATERA BARAT (YPSB) SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUMATERA BARAT (STIKES SUMBAR) LUBUK ALUNG KATA PENGANTAR Rasa syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena atas rahmat-NYA makalah yang berjudul “Deteksi Dini Gangguan Psikologi Pada Masa Nifas” dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini disusun guna memberikan informasi kepada para mahasiswa serta guna memenuhi tugas yang telah dibebankan. Kami menyadari bahwa dalam Makalah ini masih terdapat kekurangan, untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan Makalah ini sangat kami harapkan. Semoga Makalah ini berguna bagi kita semua. Amin. Simpang 3, Desember 2020 Kelompok DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang B.Rumusan Masalah C.Tujuan Penulis BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Psikologi Pada Masa Nifas B. Bentuk gangguan psikologi Pada Masa Nifas C. Masalah- Masalah Psikologis pada Masa Nifas D. Pencegahan Depresi Post partum BAB III PENUTUP A.Kesimpulan B.Saran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa nifas (purperium) dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Pelayanan pasca persalinan harus terselenggara pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini dan pengobatan komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi, serta penyediaan pelayanan pemberian ASI, cara menjarangkan kehamilan, imunisasi, dan nutrisi bagi ibu. Secara psikologi, pascapersalinan ibu akan merasakan gejala-gejala psikiatrik. Meskipun demikian, adapula ibu yang tidak mengalami hal ini. Agar perubahan psikologi yag dialami tidak berlebihan, ibu perlu mengetahui tentang hal tentang hal yang lebih lanjut. Wanita banyak mengalami perubahan emosi selama masa nifas sementara ia menyesuaikan diri menjadi seorang ibu. Penting sekali sebagian bidan untuk mengetahui tentang penyesuaian psikologis yang normal sehingga ia dapat menilai apakah seorang ibu memerlukan asuhan khusus dalam masa nifas ini, untuk suatu variasi atau penyimpangan dari penyesuaian yang normal yang umum terjadi. Beberapa penulis berpendapat dalam minggu pertama setelah melahirkan, banyak wanita yang menunjukan gejala-gejala psikiatrik, terutama gejala depresi diri ringan sampai berat serta gejala-gejala neonatus traumatic, antara lain rasa takut yang berlebihan dalam masa hamil struktur perorangan yang tidak normal sebelumnya, riwayat psikiatrik abnormal, riwayat perkawinan abnormal, riwayat obstetrik (kandungan) abnormal, riwayat kelahiran mati atau kelahiran cacat, dan riwayat penyakit lainya. Biasanya penderita akan sembuh kembali tanpa ada atau dengan pengobatan. Meskipun Tanggung jawab keluarga bertambah dengan hadirnya bayi yang baru lahir. Dorongan serta perhatian anggota keluarga lainya merupakan dukungan positif bagi ibu. B. Rumusan Masalah 1. Apa Pengertian Dari Psikologi Pada Masa Nifas ? 2. Bentuk apa saja gangguan psikologi Pada Masa Nifas ? 3. Hal apa saja diketahui tentang Masalah- Masalah Psikologis pada Masa Nifas ? 4. Apa Pencegahan Depresi Post partum ? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui Pengertian Dari Psikologi Pada Masa Nifas 2. Untuk mengetahui Bentuk gangguan psikologi Pada Masa Nifas 3. Untuk mengetahui Masalah- Masalah Psikologis pada Masa Nifas 4. Untuk mengetahui Pencegahan Depresi Post partum BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Dari Psikologi Pada Masa Nifas Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya plasenta sampai alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari. (Ambarwati, 2010 : 1). Masa nifas (postpartum/ puerperium) yaitu masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil, berkisar sekitar 6-8 minggu. (Sujiyatini, dkk. 2010 : 1). Secara psikologi, setelah melahirkan seorang ibu akan merasakan gejala-gejala psikiatrik. Wanita banyak mengalami perubahan emosi selama masa nifas sementara ia menyesuaikan diri menjadi seorang ibu. Penting sekali sebagai bidan untuk mengetahui tentang penyesuaian psikologis yang normal sehingga ia dapat menilai apakan seorang ibu memerlukan asuhan khusus dalam masa nifas ini. (Ambarwati, 2010 : 87). B. Bentuk Bentuk Gangguan Psikologi Masa Nifas Gangguan psikologi masa nifas meliputi : a. Postpartum Blues Postpartum blues dapat terjadi begitu selesai proses kelahiran dan biasanya akan hilang setelah beberapa hari sampai seminggu setelah melahirkan. Seseorang yang baru melahirkan dapat terkena perubahan mood secara tiba-tiba/ tak terduga, merasa sedih, menangis tak henti tanpa sebab, kehilangan nafsu makan, tak tenang, gundah dan kesepian. (Sujiyatini dkk, 2010 : 192) Tidak ada perawatan khusus untuk postpartum blues jika tidak ada gejala yang signifikan. Empati dan dukungan keluarga serta staf kesehatan diperlukan. Jika gejala tetap ada lebih dari dua minggu diperlukan bantuan professional. (Bahiyatun, 2009 : 65) 15 Namun apabila postpartum blues ini tidak kunjung reda, keadaan ini dapat berkembang menjadi depresi pasca melahirkan atau postpartum depression, itulah kenapa akan membantu bila kita tidak menganggapnya sebagai kejadian yang tidak penting. Bentuk paling hebat dari depresi postpartum yang tidak tetangani dengan baik akan mengakibatkan postpartum psikosis (Marshall : 2004 :25-26). b. Postpartum depression Sekitar 10% wanita setelah melahirkan mengalami post natal depression atau postpartum depression. Gejala dari postpartum depresi ini yaitu merasa letih, mudah putus asa, depresi, serangan panik, tidak tertarik untuk melakukan hubungan seksual, sulit tidur walaupun sangat lelah, tegang, pikiran obsesif dan tidak terkontrol, mempunyai rasa bersalah yang berlebihan terhadap sesuatu. (Jhaquin, 2010 : 39) Penyebab kelainan ini juga belum diketahui secara pasti, tetaapi seorang wanita akan lebih mungkin mengalami depresi postpartum jika secara social dan emosional ia terisolasi atau mengalami peristiwa kehidupan yang penuh dengan setres terhadap kondisi jiwanya , terutama selama masa-masa kehamilan dan menjelang persalinan. (Hendrik, 2006 : 144) Postpartum depression ini dapat terjadi kapanpun di dalam jangka waktu satu tahun setelah melahirkan. Postpartum 16 depression ini memerlukan perawatan dokter melalui konsultasi, group support dan pengobatan. (Sujiyatini, 2010 : 193) c. Postpartum psikosis Gangguan jiwa yang serius, yang timbul karena penyebab organik atau fungsional/ emosional dan menunjukan gangguan kemampuan berpikir , bereaksi secara emosional meningkat , berkomunikasi, menafsirkan kenyataan dan bertindak sesuai dengan kenyataan. Psikosis merupakan gangguan kepribadian yang menyebabkan ketidakmampuan menilai realita dengan fantasi dirinya. (Rukiyah, 2010 :383) Postpsrtum psikosis merupakan keadaan dimana wanita mengalami tekanan jiwa yang sangat hebat yang bias menetap sampai setahun. Gangguan kejiwaan ini juga bias selalu kambuh setiap pasca melahirkan. (W. Benedicta, 2010 : 104) Postpartum psikosis merupakan gangguan mental berat pasca melahirkan yang memiliki gejala-gejala yang mirip dengan postpstum depression ditambah penderita sering berkhayal, berhalusinasi dan bingung hingga muncul pikiran ingin melukai bayinya dan dirinya sendiri, tanpa menyadari bahwa pikiran-pikiran itu tidak masuk akal. Jadi resiko untuk bunuh diri atau membunuh bayinya lebih besar dari pada postpartum depression. (H. Budhyastuti, 2011 : 322). C. Masalah- Masalah Psikologis pada Masa Nifas Depresi post partum adalah depresi berat yang terjadi 7 hari setelah melahirkan dan berlangsung 30 hari. Depresi post partum pertama kali ditemukan oleh Pitt pada tahun Depresi post partum adalah depresi yang bervariasi dari hari ke hari dengan menunjukkan kelelahan , mudah marah, gangguan nafsu makan, dan kehilangan libido. Tingkat keparahan depresi post partum bevariasi. Keadaan ekstrim yang paling ringan yaitu saat ibu mengalami kesedihan sementara yang berlangsung sangat cepat pada masa awal post partum, yang disebut dengan “ baby blues/ maternity blues. Gangguan post partum yang paling berat disebut “psikosis/psikosa post partum atau melankolia”. Diantara dua keadaan ekstrim tersebut terdapat keadaan yang mempunyai tingkat keparahan sedang yaitu “depressi post partum/neurosa post partum” . (Regina , 2011) 1. Baby Blues Post partum blues merupakan problem psikis sesudah melahirkan seperti kemunculan kecemasan,labilitas persaan dan depresi pada ibu . Diperkirakan hampir 50-70% seluruh wanita pasca melahirkan akan mengalami baby blues atau post natal syndrome yang terjadi pada hari ke pasca persalinan. a. Gejala-gejala Adapun gejalanya yaitu Reaksi depressi / sedih/ disporia. Sering menangis ,mudah tersinggung,cemas,labilitas perasaan,cenderung menyalahkan diri sendiri,gangguan tidur dan gangguan nafsu makan,kelelahan,mudah sedih,cepat marah,mood mudah berubah,cepat menjadi sedih dan cepat menjadi gembira. Perasaan terjebak,marah kepada pasangan dan bayinya,perasaan bersalah,dan sangat pelupa. b. Faktor – Faktor Penyebab Factor yang menyebabkan terjadinya post partum blues bisa terjadi dari dalam dan luar individu,misalnya: ibu belum siap mengahadapi persalinan; adanya perubahan hormone progesterone yang ketika masa kehamilan meningkat kemudian turun secara tiba-tiba pasca persalinan, payudara membengkak dan menyebabkan rasa sakit atau jahitan yang belum sembuh; ketidak nyamanan fisik yang di alami wanita menimbulkan gangguan pada emosional seperti payudara bengkak dan nyeri jahitan, rasa mulas; Ketidak mampuan beradaptasi terhadap perubahan fisik dan emosional yang kompleks; Faktor umum dan paritas;pengalaman dalam proses persalinan dan kehamilan. Strees dalam keluarga misalnya: factor ekonomi memburuk , persoalan dengan suami,problem dengan mertua stress yang di alami wanita itu sendiri misalnya ASI tidak keluar , frustasi karena bayi tidak mau tidur. Kelelahan pasca persalinan, perubahan yang pernah di alami oleh ibu,rasa memiliki bayi yang terlalu dalam sehingga timbul rasa takut kehilangan bayinya; problem anak, setelah kelahiran bayi,kemungkinan timbul rasa cemburu dari anak sebelumnya sehingga hal tersebut cukup mengganggu emosional. c. Penanganan Penanganan gangguan mental pasca persalinan pada prinsipnya tdak berbeda dengan penanganan gangguan mental pada momen- momen lainnya. Para ibu yang mengalami post partum blues membutuhkan pertolongan yang sesungguhnya. Para ibu ini membutuhkan dukungan psikologis seperti juga kebutuhan fisik lainnya yang harus juga di penuhi. Cara untuk mengatasinya,antara lain : komunikasikan segala permasalahan atau hal lain yang ingin di ungkapkan ; bicarakan rasa cemas yang di alami ;bersikap tulus ikhlas dlam menerima aktifitas dan peran baru setelah melahirkan ; bersikap fleksible dan tidak terlalu perfectsionis mengurs bayi dan rumah tangga ; belajar tenang dan menarik nafas panjang meditasi ; kebutuhan istrahat yang cukup ,tidurlah ketika bayi sedng tidur ; berolhraga ringan ;bergabung dengan kelompok ibu- ibu baru ; dukungan tenaga kesehatan ; dukungan suami ,keluaraga ,teman, teman sesama ibu,konsultasikan pada dokter atau orang yang professional agar dapat meminimalisir factor risiko lainnya dan melakukan pengwasan . d. Klasifikasi • Ringan : post partum blues atau sering juga maternity blues atau sindroma ibu baru di mengerti sebagai suatu sindroma gangguan efek ringan yang sering tampak pada minggu pertama setelah persalinan ditandai dengan gejala2 : Reaksi depresi /sedih/disporia; sering menagis, mudah tersinggung,cemas, labilitas perasaan. • Berat : Depresi berat dikenal sebagai sindroma depresi non piskotik pada kehamilan namun umumnya trejadi dalam beberapa minggu sampai bulan setelah kelahiran. 2. Postpartum psikosa Psikosa pospartum Merupakan gangguan jiwa yang berat yang ditandai dengan waham, halusinasi dan kehilangan rasa kenyataan ( sense of reality ) yang terjadi kira-kira 3- 4 minggu pasca persalinan. Merupakan gangguan jiwa yang serius, yang timbul akibat penyebab organic maupun emosional ( fungsional ) dan menunjukkan gangguan kemampuan berfikir, bereaksi secara emosional, mengingat, berkomunikasi, menafsirkan kenyataan dan tindakan sesuai kenyataan itu, sehingga kemampuan untuk memenuhi tuntutan hidup sehari-hari sangat terganggu. Psikosa postpartum adalah depresi yang terjadi pada minggu pertama dalam 6 minggu setelah melahirkan.Psikosa terbagi dalam dua golongan besar, yaitu : 1. Psikosa fungsional Merupakan gangguan psikologis yang faktor penyebabnya terletak pada aspek kejiwaan, disebabkan karena sesuatu yang berhubungan dengan bakat keturunan, bisa juga disebabkan oleh perkembangan atau pengalaman yang terjadi dalam kehidupan seseorang. 2. Psikosa organik Disebabkan oleh kelainan atau gangguan pada aspek tubuh, kalau jelas sebab-sebab dari suatu psikosa fungsional adalah hal-hal yang berkembang dalam jiwa seseorang. a. Faktor resiko 1) Riwayat psikosis, gangguan bipolar (GB) atau skizofrenia 2) Riwayat keluarga psikosis, gangguan bipolar, atau skizofrenia 3) Berulang pada 20 – 50 % kasus. 4) Gangguan bipolar (GB) merupakan gangguan jiwa yang bersifatepisodik dan ditandai oleh gejala- gejala manik, hipomanik, depresi, dan campuran, biasanya rekuren serta dapat berlangsung seumur hidup 5) Skizofrenia : gejala-gejala psikotik yang khas dan oleh kemunduran fungsi sosial, fungsi kerja, dan perawatan diri. 6) Skizofrenia Tipe I ditandai dengan menonjolnya gejala-gejala positif seperti halusinasi, delusi, dan asosiasi longgar, sedangkan pada 7) Skizofrenia Tipe II ditemukan gejala-gejala negative seperti penarikan diri, apati, dan perawatan diri yang buruk. 8) Wanita dengan riwayat pribadi psikosis, gangguan bipolar atau skizofrenia memiliki peningkatan risiko mengembangkan psikosis postpartum. Demikian juga, wanita yang memiliki riwayat keluarga psikosis, gangguan bipolar atau skizofrenia memiliki kesempatan lebih besar untuk mengembangkan gangguan tersebut. b. Etiologi 1. Faktor sosial kultural ( dukungan suami dan keluarga, kepercayaan atau etnik ) 2. Faktor obstetrik dan ginekologik ( kondisi fisik ibu dan kondisi fisik bayi ) 3. Faktor psikososial ( adanya stresor psikososial, faktor kepribadian, riwayat mengalami depresi, penyakit mental, problem emosional dll ) 4. Faktor keturunan 5. Karakter personal seperti harga diri yang rendah. 6. Perubahan hormonal yang cepat. 7. Masalah medis dalam kehamilan ( pre-eklampsia, DM ). 8. Marital disfungsion atau ketidak mampuan membina hubungan dengan orang lain yang mengakibatkan kurangnya dukungan. 9. Unwanted pregnancy atau kehamilan tidak di inginkan 10. Merasa terisolasi. 11. Kelemahan, gangguan tidur ( imsomnia ), ketakutan terhadap suatu masalah, ketakutan akan melahirkan anak cacat atau tidak sempurna. c. Epidemiologi Insiden psikosis post partum sekitar 1-2 per kelahiran. Gejala psikosis post partum muncul pada hari sampai 4-6 minggu post partum d. Anamnesis Onsetnya mendadak, 2-4 minggu setelah pelahiran. Sebagian besar muncul dengan depresi, tetapi 1/3 dapat muncul dengan mania (suasana hati yang elasi.iritabel, disinhibisi.bertindak semaunya, perhatiannya mudah teralihkan, aktivitas berlebihan, pemboros, suka menyerang, tidak banya bicara, loncat gagasan/flight of idea, kurang tidur), e. Patofisiologi Kesehatan jiwa wanita sangat mempengaruhi kesehatan wanita. Pada usia produktif gangguan kesehatan wanita sering berhubungan dengan perannya sebagai istri, ibu dan pekerja, kondisi kesehatan fisik terutama kondisi bagian tubuh yang menjadi simbol kewanitaan, penganiayaan fisik dan mental. Proses berduka, kemurungan dan psikosa pasca melahirkan, serta bunuh diri yang merupaka reaksi negatif dari ganggguan terhadap kesehatan jiwa. f. Tanda dan Gejala Gejala awal : 1. Perasaan sedih, kecewa dan putus asa 2. Sulit tidur atau imsomnia 3. Sering menangis 4. Gelisah, cemas dan iritable yang berlebihan 5. Merasa Letih dan lelah 6. Semangat menurun ataupun kehilangan sensasi menyenangkan 7. Mudah tersinggung / labil 8. Sakit kepala 9. Peningkatan ataupun penurunan berat badan secara tiba-tiba 10. Memperlihatkan penurunan minat pada bayinya 11. Menolak makan dan minum Gejala lanjutan : 1. Curiga berlebihan 2. Kebingungan 3. Sulit konsentrasi 4. Bicara meracau atau inkoheren 5. Irasional 6. Pikiran obsesif ( pkiran yang menyimpang dan berulang-ulang ) 7. Agresif 8. Impulsif ( bertindak diluar kesadaran Walaupun banyak wanita pasca melahirkan mengalami depresi postpartum tapi tidak semuanya berlanjut menjadi psikosa postpartum. Tapi setiap psikosa postpartum pasti di awali oleh depresi pospartum dan bisa sampai melukai diri sendiri bahkan membunuh anak-anaknya. Gejala yang sering terjadi adalah: 1. Delusi 2. Halusinasi 3. Gangguan saat tidur 4. Obsesi mengenai bayi g. Gejala Klinik Pada wanita yang menderita penyakit ini dapat terkena perubahan mood secara drastis, dari depresi ke kegusaran dan berganti menjadi euforia dalam waktu singkat. Penderita kehilangan semangat dan kenyamanan dalam beraktifitas,sering menjauhkan diri dari teman atau keluarga, sering mengeluh sakit kepala dan nyeri dada, jantung berdebar-berdebar serta nafas terasa cepat. h. Pemeriksaan a. Ibu : bertindak semaunya, berbusana tidak sesuai b. Bayi : bukti adanya penelantaran i. Penanganan Respon yang terbaik dalam menangani kasus psikosis pospartum ini adalah kombinasi antara psikoterapi, lingkungan sekitar ibu dan medikasi seperti antidepresan, jika tidak memungkinkan untuk ibu dirawat dirumah sebaiknya ibu dirawat dirumah sakit. Libatkan anggota keluarga dalam penanganan terutama suami sehingga dapat dibangun pemahaman dari orang-orang terdekat ibu terhadap apa yang dirasakan dan dibutuhkan ibu. j. Pencegahan Beberapa intervensi berikut ini dapat membantu wanita terbebas dari ancaman depresi dan psikosa postpartum, yaitu : 1. Pelajari diri sendiri Pelajari dan mencari informasi mengenai depresi dan psikosa pospartum, sehingga ibu dan keluarga sadar terhadap kondisi ini. Apabila terjadi, maka akan segera mendapatkan penanganan yang tepat. 2. Tidur dan makan yang cukup Diet nutrisi penting untuk kesehatan, lakukan usaha yang terbaik dengan makan dan tidur yang cukup. Keduanya penting dalam periode pospartum. 3. Dukungan dari orang terdekat dari mulai kehamilan, persalinan 3. Olahraga Merupakan kunci untuk mengurangi depresi postpartum, lakukan peregangan selama 15 menit dengan berjalan kaki setiap hari, sehingga membuat ibu menjadi lebih rileks dan lebih menguasai emosional yang berlebihan. 4. Beritahukan perasaan ibu Jangan takut untuk mengutarakan perasaan ibu dan mengekspresikan yang ibu inginkan dan butuhkan demi kenyamanan ibu. Jika mempunyai masalah, segera beritahukan kepada orang yang dipercaya ataupun orang yang terdekat. 5. Dukungan dari keluarga dan orang-orang terdekat Dukungan dari orang terdekat dari mulai kehamilan, persalinan k. Komplikasi 1. Bunuh diri 2. Penelantaran anak 3. Pengasuhan yang tidak sesuai 4. Berpikir untuk menyakiti 5. Pembunuhan bayi 3. Depresi Post Partum Depresi post partum merupakan tekanan jiwa sesudah melahirkan mungkin seorang ibu baru akan merasa benar-benar tidak berdya dan merasa serba kurang mampu,tertindih oleh beban terhadap tangung jawab terhadap bayi dan keluarganya,tidak bisa melakukan apapuan untuk menghilangakan perasaan itu.Depresi post partum dapat berlangsung selama 3 bulan atau lebih dan berkembang menjadi depresi lain lebih berat atau lebih ringan.Gejalanya sama saja tetapi di samping itu,ibu mungkin terlalu memikirkan kesehatan bayinya dan kemampuanya sebagai seorang ibu. a. Predisposisi Faktor terjadinya depresi post partum diantaranya adalah ada di dalam keluara penderita penyakit mental ; kurangnya dukungan sosial dan dukungan keluarga serta teman; kekhawatiran akan bayi yang sebetulnya sehat;kesulitan selama persalinan dan melahirkan;merasa terasing dan tidak mampu; masalah/perselisihan perkawinan atau keuangan;kehamilan yang tidak di inginkan b. Etiologi Penyebab kesedihan atau depresi atau sehabias melahirkan tidak jelas.Penurunan tingakt hormon yang tiba-tiba,terutama sekali estrogen dan progesteron dapat berperan. Depresi yang hadir sebelum kehamilan lebih mungkin berkembang ke dalam depresi post partum wanita yang telah memiliki depresi sebelum hamil harus memberitahukan kepada dokter atau bidan mengenal hal tersebut selama kehamilam. Depresi juga merupakan sebuah penyakit yang berlangsung di dalam sebuah keluarga.Kadangkalah tidak jelas penyebab dari depresi itu sendiri. c. Faktor kostitusional 12. Ganguan post partum berkaitan dengan status paritas riwayat obstetri pasien yang meliputi riwayat hamil sampai bersalin serta ada komplikasi dari kehamilan dan persalinan sebelumnya dan terjadi lebih banyak pada wanita primipara. Primipara lebih umum menderita blues karena setelah melahirkan wanita primipara berada dalam proses adaptasi,kalau dulu hanya memikirkn diri sendiri begitu bayi lahir jika ibu tidak paham perannya ia akan menjadi bingung sementara bayinya harus tetap di rawat. 13. Faktor fisik: Perubahan fisik setelah proses kelahiran dan memuncaknya ganguan mental slama 2 minggu pertama menunjukan bahwa faktor fisik di hubungkan dengan kelahiran pertama merupakan faktor penting.Perubahan hormon scara drastis setelah melahirkan dan periode laten selama 2 hari diantara kelahiran dan munculnya gejala. Perubahan ini sangat berpengaruh pada keseimbangan.Kadang- kadang progesteron naik dan estrogen menurun secara cepat setelah melahirkan merupakan penyebab yang sudah pasti. 14. Faktor psikologis: Peralihan yang cepat dari keadaan dua dalam satu pada akhir kehamilan menjadi dua induvidu yaitu ibu dan anak bergantung pada penyesuaian pesikologis induvidu. Klaus dan kennel mengindikasikan pentingnya cinta dan penangulangan masa peralihan ini untuk memulai hubungan baik antara ibu dan anak. 15. Faktor sosial : Paykel mengemukakan bahwa pemukiman yang tidak memadai lebih sering menimbulkan depresi pada ibu-ibu selain kurangnya dukungan dalam perkawinan. d. Klasifikasi Ada 3 tipe depresi post partum diantaranya yaitu : 1. Depresi ringan (Kemurungan): inilah tipe depresi yang paling umum.Biasanya singkat dan tidak terlalu mengangu-mengangu kegiatan-kegiatan normal. 2. Depresi sedang/moderat(perasaan tak berpengharapan: Geja;anya hampir sama dengan depresi ringan tetapi lebih kuat dan lebih lama berakhir. 3. Depresi berat (terpisah dari realita): Kehilangan interesdari dunia luar dan perubahan tingkah laku yang serrius dan berkepanjangan merupakan karakteristiknya. e. Karakteristik Karakteristik depresi post partum diantaranya : 1. Mimpi buruk,kebiasaanya terjadi sewaktu tidur karena mimpi yang menakutkan individu itu sering terbangun sehingga dapat mengakibatkan insomnia. 2. Insomnia,timbul sebagain gejala suatu ganguan lain seperti kecemasan dan depresi ganguan emosi lain yang terjadi dalam hidup manusia. 3. Phobia,rasa takut yang irasional terhadap suatu benda atau keadaan yang tidak dapat di hilangakan atau ditekan oleh pasien,biarpun di ketahuinya irasional adanya. 4. Meningkatkan sensifitas,periode pasca kelahiran meliputi banyak sekali penyesuaian diri dan pembiasaan diri. 5. Perubahan mood,menyatakan bahwa depresi post partum muncul dengan gejala-gejala sebagai berikut : kurang nafsu makan,sedih,murung,perasaan tidak berharga,mudah marah,kelelahan ,insomnia,enorexia,merasa tergangun dengan perubahan fisik,sulit konsentrasi melukai diri,,anhedonia,menyalahkan diri,lemah dalam kehendak dan dll. f. Pencegahan depresi post partum Pencegahan terbaik adalah denga mengurangi faktor resiko terjadinnya ganguan psikologis pada ibu hamil dan ibu pasca persalinan (post partum).Hal-hal yang dapat di lakukan untuk mengurangi faktor resiko yaitu: 1. Pemberian dukungan dari pasangan, keluarga, lingkungan,maupun profesional selama kehamilan, persalinan dan pasca persalinan dapat mencegah depresi 2. cepat proses penyembuhan. 3. Mencari tahu tentang ganguan psikologis yang mungkin terjadi pada ibu hamil yang bru saja melahirkan sehingga jika terjadi gejala dapat di kenali dan di tangani segera. 4. Konsumsi makanan sehat,istirahat cukup dan olaraga minimal 15 menit perhari dapat menjaga suasana hati tetap baik. 5. Mencegah pengambilan keputusan yang berat selama kehamilan, 6. Mempersiapkan diri secara mental dengan membaca buku atau artikel tentang kehamilan dan persalinan serta mendengarkan pengalaman wanita lain yang pernah melahirkan dapat mermbantu menguranggi ketakutan. 7. Menyiapkan seseorang untuk membantu keperluan sehari-hari(memasak membersihkan rumah,belanja dll). BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Masa nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat – alat kandungan kembali seperti sebelum hamil. Dalam menjalani masa nifas (peurperium) ibu akan mengalami fase taking in, taking hold dan letting go. Dalam melalui fase – fase tersebut Ibu nifas memerlukan asuhan dari seorang bidan agar masa nifasnya berjalan dengan lancar. Peran bidan sangat mempengaruhi masa nifas ibu dalam mencegah maupun mengatasi gangguan psikologi terutama pada ibu yang baru pertama kali melahirkan. B. Saran Tenaga kesehatan terutama bidan diharapkan dapat mengetahui dan mengerti tentang pencegahan atau deteksi dini terhadap psikologi pada masa nifas. DAFTAR PUSTAKA Ambarwati,2008.AsuhanKebidananNifas.Yogyakarta : Mitra Cendikia. (hlm: 87-96). Saleha,2009.AsuhanKebidananPadaMasaNifas.Jakarta:Salemba Medika (hlm: 63-69). Suherni, 2007. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya. (hlm: 85-100). Saifudin.2002.BukuPanduanPraktisPelayananMaternaldanNeonatal.Jakarta : YBPSP. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2002. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo (Halaman:U-6 s/d U-7)
Comments
Post a Comment