Makalah PEREKONOMIAN INDONESIA
MAKALAH
PEREKONOMIAN INDONESIA
Dosen Pengampu : Bapak
Eko Putra SE., MM

Disusun Oleh Kelompok
5:
·
Maisya Ummami
·
Wella Amelia
·
Doni Saputra
·
Muhammad Rais
·
Ayatullah Khomaini
PROGRAM
STUDI MANAJEMEN
INSTITUT
TEKNOLOGI DAN ILMU SOSIAL KHATULISTIWA
YAYASAN
PENDIDIKAN PASAMAN
2025
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita
ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat kesehatan dan kekuatan
kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.Sesuai dengan sifat
keterbatasan manusia, kami menyadari bahwa makalah yang disusun ini masih
banyak kekurangan, walaupun kami telah berusaha semaksimal mungkin dalam
membuat ini dan untuk itu pula kami mengharapkan saran serta kritikan dari
semua pihak baik dari bapak dosen atau pembaca dari makalah ini.
Dan
harapan kami mudah-mudahan makalah yang disusun ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan bagi pembaca pada umunya.Makalah ini masih banyak
kekurangan karena kesempurnaa hanya milik Allah kekurangan hanya milik kita,
jadi sangat diterima kritik dan sarannya bagi pembaca.Dan akhir kata, kami
mengucapkan terima kasih.
Ophir, 05 November 2025
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................ ii
Daftar Isi..................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................ 1
B.
Rumusan Masalah............................................................................................ 2
C. Tujuan
Masalah............................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Krisis
Ekonomi................................................................................................ 3
B. Apa
Yang Menyebabkan Krisis....................................................................... 3
C. Faktor
Penyebab Kerentanan Ekonomi Indonesia............................................. 6
D. Mengukur
Tingkat Kerentanan Ekonomi........................................................... 8
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan...................................................................................................... 10
B.
Saran............................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam dua dekade terakhir ini
Indonesia sudah dua kali di terpa krisis ekonomi besar. Pertama, krisis
keuangan Asia yang muncul sekitar pertengahan tahun 1997 dan mencapai
klimaksnya pada pertengahan tahun 1998, dan kedua, krisis ekonomi global yang
terjadi dan mempengaruhi banyak Negara, termasuk Indonesia, selama periode
20008-2009. Walaupun dampak dari krisis ekonomi kedua itu terhadap perekonomian
Indonesia jauh lebih kecil dibandingkan dengan akibat dari krisis keuangan Asia
1997- a 1997- 1998 terseb 1998 tersebut, ekonomi Indonesia tetap mengalami
suatu goncangan yang mengakibatkan pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2009,
walaupun tetap positif, tetapi lebih rendah dari yang bih rendah dari yang di
harapkan. di harapkan.
Hal ini sempat mengkhawatirkan semua
kalangan masyarakat di tanah air, khususnya pemerintah dan pelaku bisnis
dengan pemerintah dan pelaku bisnis
dengan mengingat peng mengingat pengalaman buruk selama krisis 1997-1998.
alaman buruk selama krisis 1997-1998. Suatu hal yang jelas dan dapat dijadikan
suatu pelajaran penting dari pengalaman dua kali terkena krisis ekonomi
tersebut adalah, ternyata Indonesia sangat rentan terhadap setiap tipe atau
bentuk goncangan ekonomi, baik atau bentuk goncangan ekonomi, baik yang menurut
su yang menurut sumbernya berasal mbernya berasal dari dalam negri (misalnya
krisis keuangan Asia 1997-1998 tersebut) atau dari sumber-sumber eksternal
aeperti krisis ekonomi global 2008-2009 krisis ekonomi global 2008-2009 yang
berasal dari s yang berasal dari suatu krisis keuangan uat krisis keuangan
besar di AS. Oleh karena itu, baik pemerintah pusat (di tingkat nasional)
maupun pemerintah daerah (di tingkat provinsi)
provinsi) memerlukan memerlukan suatu sistem pendeteksi pendeteksi dini
krisis ekonomi dan sistem memonitor kerentanan ekonomi, khususnya kerentanan
ekonomi, khususnya di tingkat di tingkat provinsi provinsi atau kabupaten/kota
terhadap suatu krisis ekonomi,. Jadi, diperlukan sejumlah indikator yang dapat
di monitor secara terus-menerus untuk melihat tingkat kerentanan suatu wilayah
terhadap skrisis ekonomi.
Krisis ekonomi merupakan fenomena
yang berulang dan berdampak luas terhadap kestabilan sosial, politik, serta
kesejahteraan masyarakat. Indonesia sebagai negara berkembang memiliki
kerentanan ekonomi yang cukup tinggi terhadap gejolak global, baik dari sisi
internal maupun eksternal.
Faktor seperti ketergantungan
terhadap ekspor komoditas primer, lemahnya fundamental ekonomi makro, serta
ketimpangan sektor keuangan menjadi pemicu utama yang meningkatkan risiko
krisis.
Kerentanan ekonomi perlu dipahami
secara mendalam karena menentukan seberapa besar kemampuan suatu negara untuk
bertahan dan pulih dari tekanan ekonomi. Dengan menganalisis faktor penyebab
dan metode pengukurannya, kita dapat menilai seberapa kuat daya tahan ekonomi
Indonesia dalam menghadapi tantangan global.
1.2 Rumusan Masalah
- Apa
saja faktor penyebab kerentanan ekonomi di Indonesia?
- Bagaimana
cara mengukur tingkat kerentanan ekonomi Indonesia?
1.3 Tujuan Penulisan
Agar
mahasiswa mengetahui pengertian
dan faktor-faktor yang
mempengaruhi krisis ekonomi dan
kerentanan terhadap krisis ekonomi. Kita juga bisa belajar lebih mendalam
tentang kondisi perekonomian Indonesia dari tahun-ketahun
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Krisis Ekonomi
Perekonomian
negara merupakan topik yang umum diperbincangkan dan erat kaitannya dengan
kebijakan moneter suatu negara. Perekonomian negara tidak terlepas dari campur
tangan pemerintahan dalam
menyusun regulasi atau kebijakan untuk menikngkatkan perekonomian negara yang
bersangkutan. Peran eksekutif dan legislatif sebagai pembuat regulasi
menginginkan situasi moneter yang meningkat atau stabildalam konteks positif.
Namun pada kenyataannya setiap negara rentan terhadap krisis ekonomi, mulai
dari negara berkembang seperti Indonesia hingga negara maju seperti Amerikat
Serikat
Krisis
ekonomi atau sering yang disebut dengan nama krisis moneter merupakan suatu
peristiwa atau kondisi dimana menurunnya ekonomi suatu negara. Semua negara
praktisnya mengalami yang
namanya krisis dalam
perekonomian negaranya, karena krisis
merupakan kejadian yang
simultan dan memiliki efek
yang akan menyebar keberbagai negara. Krisis ekonomi
Indonesia merupakan salah satu negara di Asia yang mengalami krisis mata uang,
kemudian disusul oleh krisis moneter dan berakhir dengan krisis ekonomi yang
besar. Ekonomi setiap negara tentu berbeda-beda perkembangannya, sehingga bagi
pejabat yang mengatur
perekonomian negara tidak
hanya mengatur perekonomian saja
namun juga mengendalikannya ketika
terjadi gejolak ekonomi. Walaupun hanya masyarakat biasa
namun perlu mengetahui pula kondisi ekonomi yang sedang bergejolak atau yang
akan mengalami krisis ekonomi. Tujuannya agar ketika krisis tersebut
terjadi sebagai masyarakat khususnya yang berprofesi sebagai pengusaha dapat
mengantisipasi atau meminimalisir kerugian yang mungkin terjadi
2.2 Apa Yang Menyebabkan Krisis
Secara umum terlihat suatu pola dan karakteristik yang berlaku sama
diseluruh negara yang dilanda krisis. Namun, dalam
hal kedalamannya dan jangka
waktunya, Indonesia dapat dikatakan
sangat unik. Sulit mencari pembandingnya, barangkali negara yang paling
layak dibandingkan waktu itu
adalah Rusia, dan
sekarang mungkin Argentina. Sebagai instropeksi, harus diakui
krisis di Indonesia benar-benar tidak terduga datangnya, sama sekali tidak
terprediksi sebelumnya
Sehingga
dapat diketahui faktor penyebab dari terjadinya krisis ekonomi, sebagai berikut :
1. Nilai
tukar rupiah
Perubahan
nilai tukar rupiah dapat mempengaruhi kondisi ekonomi sebuah Negara. Ini
dikarenakan para pengusaha
yang selalu bertransaksi
exportdan import akan mengalami
kerugian karena krisis
yang terjadi. Pada
dasarnya, melemah atau menguatnya Rupiah tergantung kebutuhan dan
ketersediaan mata uang itu sendiri.
Misalnya saja banyak
orang yang membutuhkan
Dolar ketimbang Rupiah maka nilai tukar
Rupiah dipastikan melemah. Dari situ dapat diketahui, impor barang dan
penggunaan jasa dari luar negeri menjadi salah satu penyebab rupiah melemah.
Impor barang tinggi menyebabkan permintaan Dollar menjadi tinggi.
2.
Demonstrasi
Memang
sebagian masyarakat yang melakukan orasi untuk menyalurkan aspirasinya memang
baik, namun jika orasi dengan cara melakukan demonstrasi disertai anarkis
tidaklah etis. Ini
dikarekan peristiwa tersebut
dapat mempengaruhi gejolak ekonomi negara tersebut.
a) Krisis
Produksi
Krisis produksi
adalah termasuk tipe
krisis ekonomi yang bersumber dari dalam
negeri. Krisis tersebut
bisa dalam bentuk penurunan produk domestik secara
mendadak dari sejumlah komoditas pertanian,
misalnya padi. Penurunan
produksi tersebut berakibat langsung pada penurunan tingkat
pendapatan riil dari para petani dan buruh tani padi. Dalam tipe krisis ini,
jalur-jalur transmisi dampaknya terhadap kemiskinan adalah perubahan- perubahan
dalam harga harga (inflasi), jumlah kesempatan kerja dan tingkat pendapatan.
Kelompok masyarakat yang paling rentan tehadap tipe krisis ini adalaha petani,
buruh tani dan
pada tingkat berikutnya
adalah pekerja dan
pemilik- pemilik usaha disektor
lainnya yang terkait
lewat produksi dan subsektor padi.
b)
Krisis Perbankan
Dampak
langsung atau fase pertama
dari efek krisis
perbankan adalah kesempatan kerja
dan pendapatan menurun
disubsektor keuangan
tersebut, pada fase
kedua krisis perbankan
merembet perusahaan–perusahaan yang sangat tergantung pada sector
perbankan. Rumah tangga juga
terkena dampaknya. Ada
dua macam dampak terhadap rumah
tangga dan dua
tipe kelompok rumah
tangga yang terkena dampaknya.
Pertama kelompok rumah tangga kaya; tabungan mereka yang hilang karena
bank-bank yang menyimpan uang mereka harus
bangkrut. Di banyak
negara , termasuk
Indonesia pemerintah memberikan
jaminan keamanan bagi pemilik-pemilik rekening tabungan diperbankan, tapi
hanya hingga suatu
batas (jumlah) tertentu
saja. Kedua, kelompok rumah tangga non-kaya; penegeluaran-pengeluaran
mereka terutama untuk
barang – barang
bukan kebutuhan pokok (seperti mobil, rumah, naik haji) menurun karena mereka tidak bisa
meminjam dari bank,
atau masih tetap
bisa mendapatkan kredit konsumen dengan tingkat R yang sangat
tinggi yang membuat biaya pinjaman terlalu mahal. Dalam tipe krisis ekonomi
ini, jalur-jalur transmisi paling utama lewat krisis tersebut berdampak pada
tingkat kemiskinan yakni perubahan dalam arus kredit dari perbankan ke
dunia usaha atau tingkat suku bunga pinjaman, volume produksi (output), jumlah
kesempatan kerja, tingkat pendapatan masyarakat. Kelompok-kelompok masyarakat
yang paling rentan terhadap krisis
masyarakat kelas menengah
dan atas seperti pegawai dan pemilik bank.
c)
Krisis
Perdagangan
Dalam
hal krisis –krisis
ekonomi yang berasal
dari sumber-sumber eksternal ada
dua jalur utama, yaitu perdagangan dan investasi atau arus modal. Di dalam
jalur perdagangan itu sendiri ada dua sub- jalur, yaitu ekspor dan impor(barang
dan jasa). Dalam kasus ini, jalur-jalur
transmisi paling utama adalah kesempatan kerja,
kelompok-kelompok masyarakat yang
paling rentan terhadap krisis tipe ini yaitu: pertama,
sebagai sumber energi atau bahan baku utama dan pekerja-pekerja di perusahanaan
atau pun sektor-sektor yang terkait . d. Krisis modal Suatu pengurangan modal
di dalam negeri dalam jumlah besar atau
penghentian bantuan serta
pinjaman luar negeri
akan menjadi sebuah krisis
ekonomi bagi banyak negara miskin di dunia, seperti di Afrika, dan
Asia Tengah yang
ekonomi mereka selama
ini sangat tergantung pada ULN
atau hibah Internasional.
Suatu pelarian modal,baik yang berasal dari
sumber dalam negeri maupun modal asing, terurtama investasi asing jangka pendek
(yang umum disebut ‘uang panas’), dalam
jumlah yang besar
dan secaa mendadak bisa menjelma
menjadi sebuah krisis besar bagi ekonomi dari negara-negara yang sangat
memerlukan modal investasi.
Dalam kasus ini, jalur-jalur transmisi memiliki
dampak utama, yakni
perubahan-perubahan dalam jumlah
investasi, khususnya investasi
jangka panjang (volume atau unit proyek), volume produksi, dan jumlah tenaga
kerja yang bekerja. Kelompok-kelompok masyarakat yang paling
rentan terhadap krisis
ekonomi dari kategori
ini bisa kelompok miskin
tetapi juga bisa
kelompok non-miskin, tergantung pada sektor
atau industri yang paling
dirugikan dengan kekurangan modal investasi.
Comments
Post a Comment